Pemimpin sejati tidaklah dihitung berapa banyak jumlah pengikutnya
tetapi pemimpin sejati dihitung dari berapa banyak orang yang sudah
dibebaskan dari belenggu kejumudannya. Itulah sebabnya dalam sejarah
peradaban umat manusia selalu mencatat nama orang-orang yang
berpenampilan sederhana namun melakukan tindakan-tindakan kecil yang
memiliki pengaruh besar bagi orang lain yaitu dengan membebaskan
manusia dari segala bentuk perbudakan.
Pemimpin sejati tidak pernah dipusingkan dengan jumlah pengikutnya
yang kian surut, pemimpin sejati tidak pernah menumpahkan darah hanya
karena berebut pengikut. Pemimpin sejati adalah mereka, orang-orang
yang duduk damai dalam kesendiriannya disetiap jari sibuk berbuat dan
bertindak yang tiap langkah dan tindakannya selalu mengilhami orang
lain untuk selalu mencintai dan melayani sesama.
Kehidupan yang selalu dikelilingi pengikut banyak, berkelimpahan
materi, semua apa yang diucapkan seolah sabda yang mengikat, siapa
yang tak tergoda oleh itu semua? Tapi tidak bagi mereka yang telah
menemukan diri sejatinya. Baginya kepuasaan hidup yang dimilikinya
adalah ketika dia hidup mencintai dan melayani sesama sebagaimana yang
dilakukan baginda Nabi SAW menyuapi seorang pengemis buta yang selalu
mengatakan bahwa Muhamad adalah orang yang paling dia benci.
Namun setiap pagi Baginda Nabi SAW mendatanginya dengan membawa
makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Nabi SAW menyuapi makanan
yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu
berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Nabi SAW
melakukannya hingga menjelang Beliau wafat. Setelah kewafatan
Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi
kepada pengemis buta itu dan pengemis buta itu juga tidak tahu bahwa
yang menyuapinya setiap hari adalah orang yang dia benci.
Itulah pemimpin sejati tidak disibukkan dengan organisasi, tidak
disibukkan dengan jumlah pengikut namun disibukkan dengan langkah dan
tindakan mencintai dan melayani yang mengilhami saya dan anda.
0 komentar:
Posting Komentar